Konflik di Timur Tengah Sebabkan ETF Bitcoin Spot di AS Alami Outflow Hingga Rp2,7 Triliun
Produk investasi Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin spot di Amerika Serikat mengalami arus keluar dana signifikan di tengah ketegangan geopolitik yang meningkat di Timur Tengah.
Berdasarkan data Farside Investors , ETF Bitcoin spot mencatat arus keluar sebesar US$242,6 juta atau setara Rp2,7 triliun selama perdagangan Senin (1/10/2024), dengan rekor keluar dana terbesar sejak awal September.
Di antara produk-produk ETF yang terdampak, Fidelity Wise Origin Bitcoin Fund (FBTC) mengalami arus keluar terbesar dengan total US$144,7 juta, diikuti oleh Ark 21Shares Bitcoin ETF (ARKB) dengan dana keluar mencapai US$84,3 juta.
Beberapa ETF Bitcoin lainnya yang turut mencatat arus keluar dalam jumlah lebih kecil termasuk Bitwise Bitcoin ETF (BITB), VanEck Bitcoin ETF (HODL), dan Grayscale Bitcoin Trust (GBTC). Sebaliknya, BlackRock iShares Bitcoin Trust (IBIT) menjadi satu-satunya produk yang mencatat arus masuk signifikan sebesar US$40,8 juta.

Tak hanya ETF Bitcoin, Fidelity juga mencatatkan arus keluar yang serupa pada produk ETF Ether spot miliknya yakni Fidelity Ethereum Fund (FETH), dengan total arus keluar mencapai US$25 juta selama periode yang sama. Jumlah ini merupakan rekor arus keluar terbesar sejak produk tersebut diluncurkan pada Juli 2024.
Baca juga: ETF Ether Spot Catat Tren Outflow Terpanjang Sejak Peluncurannya
Gejolak Pasar Kripto di Tengah Konflik Iran-Israel
Pasar kripto, khususnya Bitcoin, mengalami volatilitas tinggi sejak awal Oktober, dengan nilai Bitcoin turun dari kisaran US$65.000 ke level US$60.000. Penurunan ini tidak hanya memengaruhi Bitcoin, tetapi juga sejumlah aset kripto lainnya yang mengalami tren serupa. Hingga artikel ini ditulis, Bitcoin masih diperdagangkan di level US$61.100.

Penurunan pasar kripto ini didorong oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, yang membuat investor cenderung lebih berhati-hati dalam berinvestasi di aset berisiko. Konflik ini semakin memanas setelah Iran meluncurkan serangan rudal balistik ke Israel sebagai balasan atas terbunuhnya pemimpin Hezbollah, Hassan Nasrallah, dan seorang komandan Iran di Lebanon.
Situasi seperti ini juga pernah terjadi sebelumnya pada bulan April dan Juli tahun ini, di mana berita terkait konflik di Timur Tengah menyebabkan reaksi negatif di pasar kripto.
Baca juga: Harga Bitcoin Kian Tertekan di Tengah Konflik Iran dan Israel
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Kamu mungkin juga menyukai
Sektor Kripto AI Melonjak Melampaui $41 Miliar: TAO, FET, NEAR, ICP, menghasilkan Keuntungan Prospek

Strategi Multi-Peran Ethereum Disamakan dengan Dominasi Windows dan Internet

Vlayer Luncurkan Mainnet, Memajukan Utilitas Kontrak Cerdas dalam Skala Global
Singkatnya Vlayer telah meluncurkan mainnetnya, memperkenalkan serangkaian fungsi kontrak pintar yang ditujukan untuk meningkatkan pengalaman pengembang dan memperluas kasus penggunaan aplikasi potensial.

Aurora Labs Luncurkan Inkubator 'Aurora Blocks' pada Protokol NEAR untuk Mempercepat Pengembangan Rantai Virtual
Singkatnya Aurora Labs telah meluncurkan Aurora Blocks, inkubator enam minggu yang menawarkan $250,000 untuk mendukung lima tim yang membangun Virtual Chains yang kompatibel dengan EVM di NEAR.

Berita trending
LainnyaHarga kripto
Lainnya








