Pecahkan Rekor, Bitcoin Tembus US$100.000!
Bitcoin (BTC), aset kripto terbesar di dunia, telah mencatat pencapaian bersejarah dengan berhasil menembus harga US$100.000 untuk pertama kalinya sejak diluncurkan pada tahun 2009 silam.
Pencapaian ini terjadi pada Kamis (5/12) pukul 09.40 WIB, ketika harga Bitcoin tepat menyentuh level US$101.000 setara Rp1,6 miliar dengan volume perdagangan yang melesat lebih dari 30% dalam 24 jam terakhir di US$88,4 miliar. Keberhasilan ini juga mendorong kapitalisasi pasar Bitcoin naik tajam, mencapai US$2 triliun untuk pertama kalinya dengan kenaikan sebesar 5%.

Baca juga: Gary Gensler Bakal Mundur dari SEC, Pasar Kripto Ikut Bereaksi
Apa Penyebab Kenaikan Bitcoin Kali Ini?
Dalam sebulan terakhir, Bitcoin telah menunjukkan performa luar biasa dengan kenaikan harga hingga 48,85%. Menariknya, berbagai faktor pemicu kenaikan sering kali muncul secara tak terduga dan bergiliran.
Reli terbaru ini diawali oleh pemilihan umum presiden Amerika Serikat pada 5 November. Kemenangan Donald Trump memberikan sentimen positif yang mendorong harga Bitcoin naik dari US$68.000 menjadi US$73.000 hanya dalam beberapa jam.
Sejak itu, Bitcoin terus melanjutkan kenaikannya hingga mencapai level US$90.000 pada 12 November, meski reli sempat terhenti oleh pernyataan hawkish Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell terkait kebijakan suku bunga AS.
Momentum kembali berpihak pada Bitcoin setelah peluncuran perdagangan opsi untuk produk Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin oleh BlackRock iShares Bitcoin Trust (IBIT) pada 19 November. Produk ini mencatatkan volume transaksi kontrak opsi hingga US$1,9 triliun dalam satu hari perdagangan, yang semakin menunjukkan lonjakan minat dari para investor institusi terhadap aset tersebut.
Tidak berhenti di situ, berita mengenai rencana tim transisi Trump untuk membentuk jabatan baru yang khusus menangani sektor kripto di Gedung Putih, serta kabar pengunduran diri Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) Gary Gensler pada Januari 2025, semakin memacu optimisme pasar.
Saat ini, kenaikan Bitcoin terutama dipengaruhi oleh akumulasi para whale dan adopsi investor institusi terutama dari MicroStrategy dan Marathon Digital yang terus menambah investasi Bitcoin mereka.
Baca juga: Bitcoin Tembus US$94.000, Analis Sebut BTC Masuk Fase Euforia
Prediksi Harga Bitcoin Selanjutnya
Setelah mencapai tonggak sejarah US$100.000, analis memproyeksikan bahwa Bitcoin masih memiliki potensi besar untuk terus tumbuh. Analis Bitcoin, Florian Kössler, memperkirakan bahwa harga Bitcoin dapat mencapai US$150.000 pada 2025 berdasarkan pola historis dari model Logarithmic Regression.
Kössler mencatat bahwa setelah halving sebelumnya, Bitcoin mencatatkan kenaikan sebesar 8.000% pada tahun 2012, 2.900% pada tahun 2016, dan 560% pada tahun 2020. Jika tren serupa berlanjut, kenaikan 300–400% pasca-halving April 2024 akan membawa Bitcoin ke level US$150.000.
Lebih lanjut, Matthew Sigel, kepala riset aset digital VanEck, menyatakan keyakinannya bahwa Bitcoin bisa menembus US$180.000 pada tahun depan. Sigel percaya bahwa kenaikan harga yang saat ini terjadi hanyalah awal dari reli besar, mirip dengan yang terjadi pada 2020. Jika prediksinya terbukti, Bitcoin akan mengalami kenaikan hingga 1.000% dari titik terendahnya (kisaran US$18.000), angka yang sangat signifikan.
Sementara itu, laporan dari Bernstein yang dirilis pada Oktober memproyeksikan bahwa Bitcoin dapat mencapai US$200.000 pada akhir 2025. Proyeksi ini didasarkan pada meningkatnya permintaan institusional, kebijakan regulasi yang lebih mendukung, serta pengangkatan pejabat pro-kripto di era pemerintahan Trump.
Adapun, faktor lain yang mendukung prospek bullish ini adalah pertumbuhan permintaan ETF Bitcoin serta strategi pembelian agresif dari perusahaan seperti MicroStrategy, yang berencana menginvestasikan hingga US$42 miliar untuk akuisisi Bitcoin dalam tiga tahun mendatang.
Baca juga: MicroStrategy Borong Bitcoin Senilai Rp72,8 Triliun, Kepemilikan Capai 331.200 BTC!
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Kamu mungkin juga menyukai
Polisi Hong Kong menangkap 12 orang yang diduga mencuci $15 juta melalui toko pertukaran kripto
Polisi Hong Kong menargetkan sindikat pencucian uang lintas batas dengan penggerebekan yang berujung pada penangkapan 12 orang, kata polisi. Uang tersebut, sebagian berasal dari penipuan, diubah menjadi kripto melalui toko pertukaran over-the-counter sebagai cara pencucian uang.

Pengacara pembela dalam kasus Samourai, Tornado Cash menuduh jaksa menyembunyikan bukti yang meringankan
Pengacara dalam kasus Samourai Wallet dan Tornado Cash menuduh jaksa menahan panggilan telepon yang mereka katakan bisa menjadi bukti penting untuk pembelaan mereka. Dalam panggilan telepon tersebut, karyawan senior FinCEN menyarankan kepada jaksa pemerintah bahwa protokol non-kustodian mungkin tidak memenuhi syarat sebagai bisnis layanan uang, elemen kunci dari beberapa tuduhan. Jaksa dalam kasus Samourai meremehkan tuduhan tersebut, dengan berargumen bahwa panggilan itu telah diungkapkan secara adil sebelum persidangan dan mewakili "inf" karyawan tersebut.

Presiden Argentina Milei melewatkan sidang perdata saat hakim kasus Libra memerintahkan catatan bank dibuka
Ringkasan Cepat Seorang hakim yang mengawasi kasus terhadap Presiden Argentina atas promosinya terhadap mata uang kripto yang bergejolak meminta bank sentral negara tersebut untuk membuka catatan bank presiden, bersama dengan catatan bank saudara perempuannya, menurut laporan media lokal. Presiden, Javier Milei, juga dilaporkan gagal menghadiri atau mengirim pengacara ke sidang mediasi dalam kasus perdata terpisah. Milei menghadapi seruan untuk pemakzulan dan tuduhan penipuan setelah dia secara terbuka mendukung token Libra, yang nilainya anjlok tak lama kemudian.

Trump: “Banyak Hal Baik” Datang ke AS Bulan Depan

Berita trending
LainnyaHarga kripto
Lainnya








