Hasil Survei DCG: 77% Warga AS Nilai Decentralized AI Lebih Menguntungkan Masyarakat
Hampir tiga perempat warga Amerika yang disurvei percaya bahwa artificial intelligence (AI) terdesentralisasi lebih mampu mendukung inovasi dan kemajuan dibandingkan AI terpusat, menurut survei terbaru yang dilakukan oleh Harris Poll atas permintaan perusahaan ventura kripto, Digital Currency Group (DCG).
Survei terhadap 2.036 warga Amerika berusia 18 tahun ke atas, yang dirilis pada 29 Mei, menunjukkan bahwa 56% responden mendukung Decentralized AI, sementara 77% menilai Decentralized AI lebih bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan.
Baca Juga Trump Junior Prediksi Bitcoin Capai US$170K di 2026
“Tiga perempat warga Amerika setuju bahwa kekuatan transformatif AI akan memberikan manfaat lebih besar jika tidak dikuasai oleh segelintir pihak saja,” kata Julie Stitzel, Wakil Presiden Kebijakan di DCG.

Hasil Survei
Menurut hasil survei:
- 77% responden percaya AI terdesentralisasi memberikan manfaat lebih besar untuk masyarakat.
- 67% menyebut AI terpusat cenderung lebih bias.
- 63% menganggap AI terpusat lebih mungkin hanya menguntungkan perusahaan Big Tech daripada masyarakat luas dan lebih rawan menyalahgunakan data pengguna.
AI Terdesentralisasi Kian Populer
Dalam upaya menghadang dominasi Big Tech di bidang AI, berbagai pemain industri dan pakar AI terus mendorong pentingnya pengembangan AI terdesentralisasi.
Chris Miglino, Co-founder dan CEO DNA Fund, mengatakan kepada Cointelegraph bahwa Decentralized AI bahkan berpotensi menjadi lebih besar daripada Bitcoin.
Sementara itu, Ben Goertzel, pendiri dan CEO SingularityNET, menyebutkan bahwa ia sudah percaya AI harus dikembangkan secara terdesentralisasi sejak tahun 90-an. Menurutnya, jika Artificial General Intelligence (AGI)—model AI yang memiliki kecerdasan setara manusia—ingin benar-benar membawa manfaat untuk umat manusia, maka sistemnya harus terdesentralisasi sejak awal.
Dukungan Nyata untuk Decentralized AI
Pada 5 Mei, CEO Tether Paolo Ardoino mengumumkan bahwa perusahaannya akan segera meluncurkan platform AI yang terintegrasi dengan sistem pembayaran Tether (USDT) dan Bitcoin (BTC).
Di awal bulan ini, Thinkagents.ai, protokol agen AI, meluncurkan framework open-source untuk membangun agen onchain yang dapat bekerja secara mandiri di jaringan terdesentralisasi. Lebih dari 70 perusahaan kripto, termasuk Yuga Labs dan Magic Eden, telah mengadopsi protokol ini.
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Kamu mungkin juga menyukai
OSL Hong Kong berencana ekspansi ke Indonesia dengan akuisisi bursa kripto senilai $15 juta
Ringkasan Cepat OSL Group yang terdaftar di Hong Kong telah setuju untuk membeli 90% saham di bursa kripto Indonesia. Kesepakatan ini akan memberikan OSL akses ke lisensi terkait di Indonesia.

Yayasan Ethereum merombak divisi R&D di tengah perubahan kepemimpinan dan pemutusan hubungan kerja staf
Tinjauan Cepat Yayasan Ethereum telah merestrukturisasi divisi Penelitian & Pengembangan Protokolnya, yang sekarang hanya disebut "Protokol." Restrukturisasi ini mengakibatkan beberapa anggota staf diberhentikan.

Stablecoin RLUSD Ripple disetujui oleh regulator Dubai untuk digunakan di pusat keuangan kota
Ringkasan Cepat RLUSD Ripple diizinkan untuk digunakan di salah satu kawasan ekonomi khusus terbesar di Dubai. Perusahaan yang berbasis di San Francisco ini baru-baru ini mendapatkan izin untuk menawarkan layanan di pasar pembayaran senilai $40 miliar di UEA.

Keterlibatan Adalah Bintang Utara Baru untuk Membangun Komunitas

Berita trending
LainnyaHarga kripto
Lainnya








