Whale Bitcoin Untung Rp475 Miliar Setelah Simpan BTC 11 Tahun
Seorang investor Bitcoin yang identitasnya tidak diketahui baru-baru ini mencatat keuntungan signifikan dari penjualan 300 BTC, setelah menyimpan aset tersebut selama lebih dari satu dekade.
Menurut data dari Whale Alert, investor ini menjual 300 BTC pada 22 Juni 2025 dengan total nilai sekitar US$29,8 juta atau setara Rp488 miliar. Padahal, ia membeli Bitcoin tersebut pada 2013 hanya dengan total US$60.000, atau sekitar Rp982,5 juta. Artinya, keuntungan yang diraih mencapai lebih dari US$29 juta atau setara Rp475 miliar, hanya dari satu aset yang disimpan selama 11 tahun.
Baca juga: Bitcoin Rebound ke US$105.000 Usai Gencatan Senjata di Timur Tengah
Bitcoin Unggul Jadi Aset Jangka Panjang
Contoh ini menyoroti peluang beragam di ekosistem kripto, di mana baik aset mapan seperti Bitcoin bisa menghasilkan kekayaan besar bagi investor jangka panjang yang berani ambil risiko. Data dari TradingView menunjukkan, dalam 10 tahun terakhir, harga Bitcoin telah melonjak lebih dari 40.600%. Sebagai perbandingan, emas hanya naik sekitar 189% dan harga minyak meningkat sekitar 60% di periode yang sama.
Meski performa jangka panjangnya mengesankan, harga Bitcoin akhir-akhir ini sempat mendapat tekanan akibat meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Konflik terbaru, termasuk serangan udara Amerika Serikat ke fasilitas nuklir Iran serta saling balas rudal antara Iran dan Israel, menambah volatilitas di pasar kripto.
Ketegangan geopolitik ini menyebabkan harga Bitcoin turun ke level terendah dalam sebulan terakhir di US$98.600, sebelum rebound ke harga saat ini di US$105.300.

Dikutip dari Cointelegraph , analis pasar mencatat bahwa pergerakan harga Bitcoin kini semakin berkaitan erat dengan sentimen finansial global, seiring investor bereaksi terhadap risiko geopolitik dan indikator pasar tradisional.
Editor dari Nexo, Stella Zlatareva, menilai bahwa fluktuasi harga ini mencerminkan eratnya keterkaitan pasar kripto dengan dinamika ekonomi global. Menurutnya, volatilitas masih akan terus berlangsung karena investor terus memantau aliran dana ke ETF Bitcoin, perkembangan geopolitik, serta sentimen makro di pasar saham dan komoditas.
Menariknya, meski situasi geopolitik memanas, produk investasi seperti Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin spot di Amerika Serikat tetap mencatatkan arus masuk positif. Data dari SoSoValue menunjukkan bahwa ETF Bitcoin mengumpulkan arus masuk bersih lebih dari US$1,02 miliar hanya dalam sepekan terakhir, mengindikasikan minat investor institusional yang tetap tinggi terhadap Bitcoin.
Baca juga: Bitcoin Ambruk ke US$100.000 Imbas Serangan AS ke Iran
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Kamu mungkin juga menyukai
NEWTUSDT sekarang diluncurkan untuk perdagangan futures dan bot trading
DMCUSDT sekarang diluncurkan untuk perdagangan futures dan bot trading
Penambang kripto Canaan akan menutup unit bisnis semikonduktor AI non-inti di tengah penyesuaian strategi
Canaan kini akan mengalokasikan sumber daya untuk memperkuat penjualan mesin penambangan bitcoin, operasi penambangan mandiri, dan bisnis produk penambangan untuk konsumen.

Pasar kripto bertahan di 'titik kritis' setelah penurunan bitcoin akibat ketegangan di Timur Tengah menurut analis
Derive.xyz mencatat peningkatan volatilitas pada pemimpin pasar BTC dan ETH, yang mendorong aksi lindung nilai terhadap penurunan setelah eskalasi konflik Israel-Iran. Namun, rasio long-short tetap hampir seimbang, dengan beberapa analis memprediksi bahwa katalis jangka panjang siap untuk mengungguli sentimen bearish jangka pendek.

Berita trending
LainnyaHarga kripto
Lainnya








