Hong Kong Rilis Kebijakan Baru untuk Perkuat Sektor Aset Digital
- Hong Kong luncurkan Policy Statement 2.0 untuk memperkuat posisi sebagai pusat aset digital global.
- Fokus pada regulasi, tokenisasi, adopsi lintas sektor, serta pengembangan SDM dan kolaborasi industri.
Belum lama ini, pemerintah Hong Kong telah resmi merilis Policy Statement 2.0 on the Development of Digital Assets. Ini bukan sekadar pembaruan kebijakan, melainkan pernyataan tegas bahwa mereka tidak main-main dalam menjadikan wilayah ini sebagai pusat global inovasi aset digital. Di tengah banyaknya negara yang masih gamang soal kripto, Hong Kong justru melangkah lebih berani.
Dokumen terbaru ini bukan hanya mengulang narasi yang sudah-sudah. Fokus utamanya cukup jelas: memperbaiki aspek hukum, memperluas produk tokenisasi, menguatkan kolaborasi lintas sektor, dan membangun ekosistem SDM yang solid. Ini adalah cara Hong Kong menempatkan diri bukan sekadar sebagai pasar, tapi sebagai laboratorium finansial yang serius.
Dorongan Nyata Hong Kong di Bidang Regulasi dan Infrastruktur
Bukan cuma itu, Policy Statement 2.0 juga datang setelah sinyal-sinyal kuat dari berbagai arah. CNF sebelumnya melaporkan pada 14 Juni bahwa pemerintah Hong Kong memang tengah mempersiapkan kebijakan lanjutan yang lebih dalam, termasuk soal teknologi kustodian dan aktivitas OTC (over-the-counter).
Artinya, mereka tidak hanya ingin punya kerangka kerja yang rapi di atas kertas, tapi juga memastikan implementasi teknologinya ikut maju.
Di sisi lain, ada fakta menarik lainnya: Ant Group dikabarkan tengah mengajukan lisensi stablecoin di Hong Kong. Sementara itu, otoritas di Beijing bahkan menggunakan bursa Hong Kong untuk melelang aset kripto sitaan pemerintah. Kalau dilihat sekilas, ini seperti memberi pesan bahwa Hong Kong kini menjadi jalur utama bagi aktivitas digital yang sebelumnya tidak terbayangkan dilegalkan secara regional.
Lebih lanjut lagi, sejak awal Juni lalu, regulator lokal juga sedang merancang legalisasi perdagangan derivatif kripto bagi investor profesional. Tapi tentu saja, ini dilakukan dengan pengawasan ketat dari Securities and Futures Commission (SFC). Tujuannya bukan hanya membuka jalan, tapi juga menjaga kredibilitas sebagai pusat keuangan digital yang tidak asal longgar.
Dalam Policy Statement 2.0, pemerintah ingin memperluas cakupan produk yang bisa ditokenisasi—dari surat berharga sampai aset fisik seperti properti. Namun demikian, fokus mereka bukan semata menciptakan produk finansial baru. Yang lebih penting adalah membangun kepercayaan dan membuka ruang adopsi di sektor yang lebih luas: logistik, asuransi, bahkan sektor publik.
Kalau dipikir-pikir, ini mirip seperti saat kota-kota besar membangun jalur MRT, bukan cuma buat gaya-gayaan, tapi supaya ada infrastruktur yang bisa dipakai semua kalangan. Begitu pula dengan Hong Kong dan pendekatannya terhadap aset digital: dibangun untuk jangka panjang, dan tidak hanya menyasar kalangan tertentu.
Pemerintah juga menaruh perhatian besar pada pengembangan talenta lokal dan kerja sama industri. Mereka sadar, semua ini tidak akan jalan kalau hanya bergantung pada investor luar atau pemain besar. Maka dari itu, pendidikan, pelatihan, dan dukungan ke startup Web3 jadi bagian dari strategi menyeluruh. Tidak terlalu glamor memang, tapi justru di sanalah pondasi dibentuk.
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Kamu mungkin juga menyukai
Pasangan perdagangan margin spot baru - SAHARA/USDT
SAHARAUSDT sekarang diluncurkan untuk perdagangan futures dan bot trading
Pasangan perdagangan margin spot baru - H/USDT
Karnaval Bitget x BLUM: Dapatkan bagian dari 2.635.000 BLUM
Berita trending
LainnyaHarga kripto
Lainnya








