- USDT digunakan oleh sekitar 73% alamat aktif dalam transaksi stablecoin global.
- Sebagian besar aktivitas USDT terjadi di jaringan Tron dengan jutaan transaksi harian.
Tether sepertinya benar-benar sedang berada di puncak permainan. Data terbaru menunjukkan bahwa USDT kini mencakup sekitar 73% dari seluruh alamat aktif yang memakai stablecoin di dunia. Angka ini tentu bukan hasil kerja semalam.
Tether's USDT accounts for ~73% of active addresses that utilize stablecoins pic.twitter.com/irQedC97QI
— unfolded. (@cryptounfolded) July 18, 2025
Lonjakan Permintaan Global Dorong Pasokan USDT Naik Tajam
Dalam satu tahun terakhir, jumlah dompet USDT tumbuh drastis dari 19 jutaan ke angka 30 juta. Artinya? Makin banyak orang—dari berbagai belahan dunia—menggunakan USDT untuk transfer, perdagangan, atau sekadar menyimpan nilai.
Yang lebih menarik, CNF sebelumnya melaporkan pada Mei lalu bahwa USDT tak cuma unggul di penggunaan, tapi juga di pangsa pasar. Saat itu, Tether berhasil menguasai lebih dari separuh total pasar stablecoin, meninggalkan USDC cukup jauh di belakang.
Tren ini menguat seiring permintaan yang melonjak sejak akhir 2024. Dari sisi pasokan, jumlah USDT di pasaran juga meroket, naik sekitar 36% selama 12 bulan terakhir. Jadi, bukan cuma ramai di blockchain, tapi juga ramai di kas Tether.
Di sisi lain, pada 1 September 2025 mendatang, mereka akan resmi menghentikan dukungan untuk lima blockchain: Omni (berbasis Bitcoin), Bitcoin Cash SLP, Kusama, EOS, dan Algorand.
Bagi sebagian pengguna, mungkin keputusan ini bikin panik sebentar. Tapi dari sisi operasional, langkah ini tampaknya untuk memangkas beban di jaringan yang sudah tak aktif atau minim permintaan. Pemilik token di lima chain tersebut pun diminta segera migrasi agar aset mereka tidak dibekukan.
Jaringan Tron jadi salah satu tempat favorit bagi peredaran USDT. Di sana, pasokan token USDT mencapai lebih dari 51 miliar. Ethereum menyusul dengan angka sekitar 35 miliar. Setiap hari, lebih dari delapan juta transaksi USDT terjadi hanya di Tron , dengan volume transfer harian menyentuh US$21,5 miliar. Angka-angka ini bukan main—dan bisa bikin orang yang baru masuk dunia kripto garuk kepala.
Lebih lanjut lagi, pengaruh USDT tidak berhenti di dunia kripto saja. Total pasokan stablecoin yang beredar, termasuk USDT dan USDC , kini sudah melampaui US$239 miliar. Menariknya, sebagian besar cadangan USDT ditanamkan ke surat utang negara AS dan instrumen repo. Totalnya? Sekitar US$168 miliar.
Bahkan beberapa analis pasar mengkhawatirkan efek sampingnya—dalam artian, kalau permintaan stablecoin terus meledak, bisa-bisa yield Treasuri jangka pendek ikut tergencet.
Tether sendiri masih enggan menyebut detail soal lokasi pasti cadangannya. Namun satu hal yang pasti, mereka tak mau main-main soal dominasi ini. Banyak pihak menanti bagaimana perusahaan ini akan menyesuaikan diri jika regulasi stablecoin di AS benar-benar diberlakukan penuh. Ada kabar bahwa Tether siap merilis versi “USDT patuh regulasi” jika dibutuhkan. Menarik untuk ditunggu, apakah ini hanya wacana, atau benar-benar akan terwujud.
Untuk sekarang, satu hal jelas: USDT bukan sekadar stablecoin paling populer—ia sudah menjelma jadi tulang punggung infrastruktur keuangan kripto global. Dan jika melihat data-data tadi, posisi ini belum akan tergeser dalam waktu dekat.