Pasar kripto terus mengalami penurunan tajam, perusahaan "dompet digital kripto" yang menyediakan leverage untuk aset kripto mengalami kehancuran.

Dalam sebulan terakhir, harga saham MicroStrategy turun 25%, BitMine Immersion turun lebih dari 30%, sementara penurunan bitcoin pada periode yang sama adalah 15%.

Penulis: Zhao Ying

Sumber: Wallstreet Insights

Gelombang penjualan cryptocurrency yang dimulai sejak Oktober tahun lalu kini tengah melanda strategi investasi terpanas di Wall Street tahun ini. Perusahaan “digital treasury” yang membeli bitcoin, ethereum, dan cryptocurrency lainnya dengan berutang atau menggalang dana, sebelumnya dipandang investor sebagai alat leverage terbaik untuk cryptocurrency, kini harga saham mereka turun jauh lebih dalam dibandingkan token yang mereka miliki.

Model ini dipelopori oleh Michael Saylor pada tahun 2020, mengubah sebuah perusahaan perangkat lunak kecil bernama MicroStrategy menjadi paus bitcoin. Nilai pasar perusahaan ini sempat mencapai puncak sekitar 128 miliar dolar AS pada Juli tahun lalu, kini telah menyusut menjadi sekitar 70 miliar dolar AS. Dalam sebulan terakhir, harga saham MicroStrategy turun 25%, sementara penurunan bitcoin pada periode yang sama adalah 15%.

Penurunan tajam ini juga berdampak pada sejumlah investor besar, termasuk venture capitalist terkenal Peter Thiel. Perusahaan treasury ethereum yang didukung Thiel, BitMine Immersion Technologies, turun lebih dari 30% dalam sebulan terakhir, sementara ETHZilla, yang juga didanai olehnya dan bertransformasi dari perusahaan bioteknologi, turun 23% pada periode yang sama.

Total kapitalisasi pasar cryptocurrency telah anjlok sekitar 20% dari puncak historis hampir 4.4 triliun dolar AS pada 6 Oktober, hampir menghapus seluruh kenaikan selama sepuluh bulan pertama tahun ini. Sejak awal tahun, kenaikannya hanya tersisa 2,5%, turun sekitar 18% dari rekor tertinggi 120 ribu dolar AS yang dicapai pada 6 Oktober.

Logika Premium Perdagangan Perusahaan Treasury Dipertanyakan

Masalah inti perusahaan treasury digital adalah, investor sebenarnya membayar premium jauh di atas nilai aset bersih perusahaan yang memegang cryptocurrency. Presiden Spectra Markets, Brent Donnelly, secara blak-blakan mengatakan: “Seluruh konsep ini tidak masuk akal bagi saya. Anda hanya membayar 2 dolar untuk selembar uang 1 dolar. Pada akhirnya, premium ini akan terkompresi.”

Pertanyaan ini bukan tanpa dasar. Jim Chanos, short seller terkenal di Wall Street, sebelumnya terus melakukan short pada MicroStrategy sambil membeli bitcoin, karena menurutnya investor tidak punya alasan membayar premium untuk perusahaan Saylor.

Pada Jumat lalu, ia memberi tahu kliennya bahwa sudah waktunya menutup posisi tersebut. Dalam wawancara hari Minggu, ia menyatakan bahwa meskipun saham perusahaan treasury masih dinilai terlalu tinggi, tingkat premium-nya sudah tidak ekstrem lagi, “logika perdagangan ini pada dasarnya sudah terealisasi.”

Ketika perusahaan treasury digital pertama kali muncul, mereka menyediakan jalur bagi investor institusi yang sebelumnya sulit berinvestasi langsung di cryptocurrency. Namun, dalam dua tahun terakhir, peluncuran exchange-traded fund cryptocurrency telah menawarkan solusi serupa, sehingga melemahkan proposisi nilai unik perusahaan treasury.

Efek Leverage Memperbesar Risiko Penurunan

“Perusahaan treasury aset digital pada dasarnya adalah aset kripto yang diberi leverage, jadi ketika cryptocurrency turun, mereka akan turun lebih dalam,” kata Matthew Tuttle. ETF MSTU yang dikelolanya bertujuan memberikan dua kali lipat imbal hasil MicroStrategy, dan dalam sebulan terakhir, dana tersebut anjlok 50%.

Efek leverage ini sangat jelas terlihat pada banyak perusahaan treasury. Tuttle juga menekankan, “Bitcoin telah membuktikan bahwa ia tidak akan hilang, membeli saat harga turun akan memberikan imbal hasil.”

CEO Strive, perusahaan treasury bitcoin, Matt Cole, menyatakan bahwa rata-rata harga pembelian bitcoin oleh perusahaannya awal tahun ini lebih dari 10% di atas level saat ini. Harga saham Strive turun 28% dalam sebulan terakhir. Cole mengatakan, banyak perusahaan treasury “terjebak dalam kesulitan”, karena perusahaan yang merugi sulit menjual saham baru untuk membeli lebih banyak cryptocurrency, yang dapat menekan harga cryptocurrency dan memicu keraguan terhadap model bisnis perusahaan-perusahaan ini.

Namun, Cole menyatakan bahwa Strive, karena baru-baru ini menggalang dana melalui saham preferen dan bukan utang, memiliki kemampuan yang cukup untuk “melewati masa volatilitas.”

Penganut Setia Masih Bertahan

Meski mengalami penurunan tajam, sebagian investor masih menambah posisi. Cole Grinde, investor berusia 29 tahun dari Seattle, membeli saham BitMine sekitar 100 ribu dolar AS pada harga sekitar 45 dolar AS ketika perusahaan mulai mengakumulasi ethereum awal tahun ini, dan kini telah merugi sekitar 10 ribu dolar AS. Namun, sales di industri minuman ini menyatakan sedang menambah kepemilikan, serta menjual opsi BitMine untuk membantu mengimbangi kerugian.

Grinde mengaitkan kepercayaannya pada perusahaan ini dengan meningkatnya popularitas blockchain ethereum, serta pengaruh Tom Lee. Lee pernah bekerja di JPMorgan selama 15 tahun, kini menjadi managing partner di Fundstrat Global Advisors dan sering tampil di acara televisi bisnis. “Saya pikir jejaring dan karismanya membantu harga saham melonjak setelah ia bergabung,” kata Grinde.

Saylor sendiri tetap optimis seperti biasa, menyatakan di media sosial bahwa bitcoin sedang dalam “diskon besar-besaran”.