Strategy Kini Kuasai 650.000 Bitcoin
Strategy, perusahaan investasi Bitcoin yang sebelumnya dikenal sebagai MicroStrategy, kembali melanjutkan aksi akumulasi besar. Pembelian terbaru mencakup 130 BTC senilai sekitar US$11,7 juta atau kurang lebih Rp194 miliar.
Menurut keterangan resmi pada Senin (1/12/2025), akuisisi ini dilakukan dengan harga rata-rata US$89.960 per BTC selama periode 17–30 November. Dengan transaksi tersebut, total kepemilikan Bitcoin Strategy kini mencapai 650.000 BTC, dengan nilai pasar mendekati US$56 miliar atau sekitar Rp932 triliun.
Chairman Strategy, Michael Saylor, menjelaskan bahwa keseluruhan Bitcoin tersebut diperoleh dengan harga rata-rata US$74.436 per BTC, setara biaya akumulasi sekitar US$48,4 miliar termasuk seluruh biaya dan pengeluaran terkait. Jumlah tersebut mewakili lebih dari 3 persen dari total suplai Bitcoin yang dibatasi hanya 21 juta unit.
Meski pasar kripto tengah melemah, Strategy masih mencatat keuntungan belum terealisasi sekitar US$7,6 miliar dari posisinya saat ini.
Strategi pembelian perusahaan sebagian besar didanai melalui penjualan saham Class A (MSTR) dalam skema at-the-market (ATM). Dalam dua pekan terakhir, Strategy melepas 8.214.000 saham MSTR dengan total nilai sekitar US$1,48 miliar.
Hingga 30 November, perusahaan masih memiliki ruang penerbitan saham senilai US$13,37 miliar dalam program ATM tersebut. Strategy juga memiliki program ATM untuk seri saham preferred, meski tidak ada penjualan yang dilakukan pada periode laporan, dengan kapasitas penerbitan tersisa US$30,2 miliar.
Baca juga: Strategy Tambah Koleksi Bitcoin, Nilai Investasi Tembus Rp1.140 T
Bentuk Cadangan Dividen
Selain aksi beli Bitcoin, Strategy mengumumkan pembentukan cadangan kas baru sebesar US$1,44 miliar. Dana ini disiapkan untuk memastikan pembayaran dividen bagi pemegang saham preferred serta pembayaran bunga atas utang yang beredar.
“Strategy berencana mempertahankan Cadangan USD dalam jumlah yang cukup untuk membiayai pembayaran dividen minimal selama dua belas bulan. Strategy juga bermaksud memperkuat Cadangan USD tersebut seiring waktu, dengan target mampu menutup kebutuhan dividen selama 24 bulan atau lebih,” sebut Strategy.
Cadangan ini seluruhnya berasal dari hasil penjualan saham MSTR melalui program ATM. Menurut Saylor, langkah tersebut merupakan fase lanjutan dari evolusi perusahaan dan akan membantu Strategy menghadapi volatilitas jangka pendek sekaligus memperkuat posisinya sebagai penerbit Digital Credit terkemuka.
Baca juga: Strategy Kini Kuasai 641.205 Bitcoin Bernilai Rp1.145 T
Strategi Akumulasi Berlanjut di Tengah Tekanan Pasar
Aksi beli terbaru muncul setelah pekan sebelumnya Strategy tampak berhenti sejenak dari rutinitas pembelian mingguannya, ketika tidak ada laporan akuisisi baru dan posisi perusahaan tetap berada di 649.870 BTC. Namun, berdasarkan tanggal pembelian dalam laporan 8-K, transaksi terbaru ternyata berlangsung bertahap sepanjang 17–30 November.
Menurut data BitcoinTreasuries , saat ini terdapat 195 perusahaan publik yang mengadopsi model treasury Bitcoin. Strategy berada jauh di posisi teratas, disusul sejumlah perusahaan lain yang juga agresif menambah kepemilikannya.
Namun, valuasi saham banyak perusahaan treasury, termasuk Strategy, mengalami penurunan tajam dari level puncak musim panas. Saham Strategy telah terkoreksi 61% sejak Juli, sementara rasio market cap terhadap nilai aset bersih (mNAV) turun ke sekitar 0,9.
Meski jumlah perusahaan yang mengadopsi Bitcoin terus bertambah, valuasi saham banyak perusahaan treasury turun signifikan dari puncak musim panas. Saham Strategy misalnya, telah terkoreksi 61% sejak Juli, dengan rasio market cap terhadap nilai aset bersih (mNAV) turun ke sekitar 0,9.
Baca juga: Strategy Borong Bitcoin Rp450 Miliar Sebelum Pasar Kripto Anjlok
Ancaman Dikeluarkan dari Indeks MSCI
Pada November lalu, Saylor menepis kekhawatiran soal potensi penghapusan Strategy dari indeks MSCI, meski harga saham MSTR tengah melemah.
Sebelumnya, analis JPMorgan memperingatkan bahwa perusahaan dapat kehilangan miliaran dolar aliran dana pasif jika dikeluarkan dari indeks besar tersebut. Sekitar US$9 miliar dari kapitalisasi pasar Strategy yang mencapai US$50 miliar disebut berasal dari dana pasif yang melacak indeks MSCI dan indeks terkait lainnya.
JPMorgan memperkirakan potensi arus keluar dana mencapai US$2,8 miliar jika Strategy benar-benar dikeluarkan dari indeks MSCI, dan hingga US$8,8 miliar jika penyedia indeks lain mengikuti langkah tersebut.
“Tidak ada kendaraan pasif atau holding company yang dapat melakukan apa yang kami lakukan. Klasifikasi indeks tidak mendefinisikan kami. Strategi kami jangka panjang, keyakinan kami pada Bitcoin tidak tergoyahkan, dan misi kami tetap sama: membangun lembaga moneter digital pertama di dunia,” kata Saylor.
Keputusan final terkait keberadaan Strategy dalam indeks MSCI dijadwalkan diumumkan pada 15 Januari 2026, yang oleh analis disebut sebagai tanggal yang sangat krusial bagi pergerakan saham MSTR.
Baca juga: Strategy Terancam Didepak dari Indeks Saham AS, Karena Faktor Ini!
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Kamu mungkin juga menyukai
Unlock Token Besar Hyperliquid! Akankah $HYPE Terjun Lebih Dalam?

Ripple Dapat Lampu Hijau dari Bank Sentral Singapura, Siap Ngebut di Asia!
Chainlink ($LINK) Mau Punya ETF Spot Pertama di AS, Digarap Grayscale Minggu Ini!
Canaan memperluas penambangan Bitcoin hijau dengan energi terbarukan, AI, dan tokenisasi
